Sekitar 80 orang peserta yang terdiri dari pengembang, perbankan dan media dari komunitas Synergi Indonesia memuji kebersihan dan kenyamanan pabrik Plant 5 milik PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur, Jumat, 28 Juli 2023. Pabrik Keramik terbesar ini telah mengantongi sertifikat industri hijau karena dalam proses produksinya selalu mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Pabrik ini juga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup. “Pabriknya clean dan sangat efisien,” tutur seorang pengembang, anggota rombongan DPD REI Jateng yang hadir bersama Ketuanya Suhartono menggunakan Kereta Api.
Sertifikat industri hijau adalah dokumen/sertifikat yang diterbitkan dan menyatakan bahwa perusahaan/produsen telah berhak memakai tanda industri hijau dan diakui pada produk tertentu yang dihasilkan. Guna mendapatkan pengakuan ini, Arwana dinilai mampu mengedepankan konsep efisiensi, menggunakan sumber daya terbarukan dan memanfaatkan teknologi rendah karbon. “Kami menggunakan kembali panas yang dibuang menjadi pemanas pada proses produksi, heat recovery” kata Setyo Wahyu Handoni, Operation Development Manager PT.Arwana Citramulia Tbk.
PT Arwana Citramulia Tbk (Arwana Ceramics), telah menggunakan tenaga surya (PLTS Atap) untuk kegiatan operasional di pabrik yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
“Penggunaan PLTS Atap ini merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan pada aktivitas produksi, upaya dalam pengurangan emisi karbon dan juga komitmen untuk menerapkan Standard Industri Hijau, khususnya di Jawa Timur,” kata Edy Suyanto Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk.
Pabrik ini bahkan telah dikunjungi oleh sejumlah Profesor dari luar negeri guna menyaksikan langsung operasional pabrik keramik yang telah mendapatkan pengakuan industri hijau ini.
“Penggunaan energi bersih dalam aktivitas produksi kami merupakan wujud konsistensi dan komitmen PT. Arwana Citramulia Tbk menjalankan Industri Hijau yang rendah karbon dan sekaligus mewujudkan Green Economy,” kata Edy.
Selain berambisi terus mengusun konsep industri hijau, PT Arwana Citra Mulia Tbk terus berencana menggelontorkan koceknya sebesar Rp300 miliar untuk penambahan kapasitas sebesar 3 juta meter persegi dari Plant 5B untuk produksi keramik 60×60 cm. Selain itu penambahan kapasitas sebanyak 4,4 juta meter persegi dari proyek Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada awal tahun 2023, juga mampu menyerap kebutuhan tenaga kerja lokal hingga 401 orang.
Selain itu, terdapat dua rencana investasi lainnya di sektor ubin keramik, yaitu di Kawasan Industri Kendal sebesar Rp1,2 triliun dan di Kawasan Industri Terpadu Batang dengan nilai investasi mencapai Rp 1,5 triliun. Termasuk rencana pengembangan Plant di Sumatera Selatan dan Plant baru di Subang Jawa Barat.
Terkait dengan brand Arna. Edy Suyanto mengungkapkan prospek pasar keramik menengah ke atas terbuka lebar di Indonesia. Menurut data Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) demand produk menegah ke atas atau homogeneous tiles ukuran 60×60 cm berkisar 150 juta meter persegi per tahun. “Sedangkan ARNA di tahun ini baru akan produksi dengan volume 3 juta meter persegi/tahun sehingga kami hanya pegang market share 2% saja. Maka dari itu kami merasa peluang ekspansi masih terbuka lebar,” ungkap Edy optimis.
Diakhir lunch business Arwana-Synergi, jajaran manajemen Arwana Keramik sangat berterima kasih atas kunjungan komunitas Synergi Developer Indonesia serta perhatian yang besar terhadap industri hijau di pabrik mereka. Edy Suyanto berharap akan terjalan kolaborasi yang saling menguatkan dalam menjalankan roda perekonomian ke depan. “Semangat berkolaborasi, berbagi dan saling belajar akan kita lakukan terus ke depan sesama stake holder industri properti,” sambungn Ismet Natakarmana, Founder Synergi Developer.